Sabtu, 09 Februari 2013


Tunis, 28 Rabiul Awwal 1434/9 Februari 2013. (MINA) - Pembunuhan tokoh oposisi di Tunisia, Shokri Belaid, memicu reaksi ribuan demonstrasi turun ke jalan-jalan mengecam aksi pembunuhan.

Shokri Belaid, pemimpin gerakan oposisi Partai Demokrat Patriot ditembak mati sewaktu ia meninggalkan rumahnya di ibu kota Tunis, Rabu (6/2). Laporan menyebutkan, Belaid ditembak oleh sejumlah orang yang mengendarai sepeda motor saat ia sedang menuju tempat kerjanya.
Kantor berita Tunis Afrique Presse (TAP) melaporkan, demonstrasi besar-besaran terjadi pada saat pemakaman Belaid Jumat (8/2) di sekitar pusat kota Tunis dan El-Jellaz.

Beberapa demonstran yang diduga melakukan aksi penjarahan dan pengrusakan fasilitas umum ditangkap pihak keamanan. Mereka ditangkap setelah terekam melalui kamera video kepolisian. 

Arabnews memberitakan, kerusuhan terjadi di sekitar tempat pemakaman ketika polisi menembakkan gas air mata kea rah demonstran yang melemparkan batu dan membakar mobil. Polisi juga menyemprotkan gas air mata terhadap para demonstran di dekat gedung Kementerian Dalam Negeri, di ibukota Tunisia.

Pembunuhan Belaid mengejutkan banyak pihak, di tengah masa transisi politik yang relatif damai, pasca pemilu 2011.

"Masyarakat menginginkan revolusi baru, pemerintah yang ada mundur," teriak pelayat di Tunis, sambil menyanyikan lagu kebangsaan.

Perdana Menteri Tunisia Hamadi Jebali menyebut pembunuhan itu sebagai tindak kejahatan dan menjadi pukulan bagi revolusi yang sedang berlangsung demokratis.

Rabu malam (6/2) itu juga, PM Jebali mengumumkan rencananya membubarkan kabinetnya dan membentuk kabinet baru yang terdiri dari para ahli yang berkompeten dan tidak mempunyai afiliasi politik tertentu. 

Sementara Presiden Moncef Marzouki memperpendek lawatannya ke Perancis dan membatalkan kunjungannya ke Mesir dalam agenda KTT OKI Ke-12, dan segera kembali ke negaranya.

Marzouki menyebut penembakan Belaid sebagai pembunuhan keji dan pemerintahnya akan memerangi pihak-pihak yang akan mengganggu jalannya revolusi.

Kelompok Islamis Tunisia menolak rencana PM Jebali yang juga ketua partai pemenang pemilu 2011 Ennahda, mengubah kabinet di negara itu.  

“Perdana menter belum meminta persetujuan dari partainya atas rencana itu, kita mesti diskusikan dulu,” kata Abdelhamid Jelassi, Wakil Presiden Ennahda.

Hingga kini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas perbuatan itu. Namun demikian, beberapa kantor Partai Ennahda dibakar massa di sejumlah tempat di Tunisia. Massa menuduh Partai Ennahda bertanggung jawab atas kejadian itu.

Ennahda, partai berkuasa di Tunisia menyebutkan, tidak mempunyai keterkaitan dan tidak terlibat apa pun apa pun dengan kematian Belaid.

Mi’raj News Agency (MINA)

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube