Sabtu, 09 Februari 2013

Washington, 27 Rabiul Awal 1434 H/8 Februari 2013 (MINA) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta untuk pertama kalinya mengakui bahwa Pentagon telah mempersenjatai oposisi Suriah untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.

Ide ini pertama kali digagas Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton saat bertemu dengan Direktur Badan Intelejen Pusat CIA (Central Intelligence Agency), David Petraeus, pada musim panas 2012 ketika membahas isu Suriah.


Kedua pejabat AS tersebut mengusulkan pelatihan militer bagi kelompok oposisi di Suriah dibawah kendali Gedung Putih, dengan tujuan utama menggulingkan Presiden Assad.
Keduanya sekarang tidak menjabat lagi, Hillary Clinton secara resmi mengundurkan diri sebagai Menlu AS mengakhiri empat tahun masa jabatannya, Jumat (1/2), dan digantikan John Kerry.

Sementara Direktur CIA David Petraeus memutuskan mengundurkan diri dari jabatan Direktur CIA 10 November 2012 setelah skandal perselingkuhannya terbongkar.   Presiden AS Barack Obama menunjuk penasihat khusus kontraterorisme Gedung Putih, John Brennan sebagai Direktur CIA yang baru, Senin (7/1). 

Presiden Obama tidak menyetujui rencana tersebut dengan alasan kemanusiaan dan besarnya pendanaan yang ditanggung pemerintah AS.

Namun, Panetta dan ketua Kepala Staf Militer AS Martin Dempsey, mengaku rencana tersebut tetap dilaksanakan dibawah komando langsung Angkatan Bersenjata AS dan  Komite Senat yang mendukung gagasan tersebut.

Senator AS yang pernah menjadi rival Obama pada pilpres 2009 lalu John McCain menentang keras rencana AS membantu oposisi menggulingkan Asaad.

"Berapa banyak lagi yang harus menjadi korban jika mendukung aksi itu?" Tanya McCain.
Panetta mengungkapkan, konflik di Suriah menciptakan ancaman besar di mana senjata-senjata akan melintasi perbatasan, dan kemungkinan jatuh ke tangan Hizbullah Lebaon.

Miraj News Agency (MINA)

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube