Minggu, 03 Februari 2013




Jerusalem, 17 Rabiul Awal 1434/ 29 Januari 2013. (MINA). Tim dokter Israel dikabarkan mencoba menghidupkan kembali mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon, setelah tujuh tahun dinyatakan koma, akibat lumpuh otak (cerebral palsy).

Menurut tim ahli saraf Rumah Sakit Soroka, Bersyeba, melalui sistem resonansi magnetic ditemukan suatu rangsangan aktivitas di otak Sharon. Profesor dokter neurologi Israel dan Amerika masih terus melakukan pengujian lanjutan terhadap otak Sharon.

Tim dokter menggunakan peralatan dan metode modern, untuk mengaktifkan kembali Ariel Sharon yang mengalami koma sejak 2006 karena lumpuh otak (cerebral palsy).

Cerebral palsy adalah suatu penyakit yang merusak jaringan otak secara permanen, disertai kelainan neurologist (saraf) berupa kelumpuhan dan kelainan mental. Penyakit ini disebabkan kerusakan sel-sel otak yang mengontrol gerakan otot. Ketika sel-sel otak mati, maka sinyal tidak dapat dikirim ke sel otot. Sehingga lumpuh keseluruhan anggota tubuh. 


Sejumlah faktor dapat menyebabkan kerusakan sel otak, seperti kekurangan oksigen, infeksi, trauma, pola makan yang buruk, obat-obatan kimia, atau pecah pembuluh darah.

Sharon menjabat Perdana Menteri Israel dari 7 Maret 2001 hingga 14 April 2006. Ia diganti oleh Ehud Olmert karena terkena serangan stroke pada Januari 2006. Pria berusia 84 tahun itu divonis mengalami koma karena stroke dalam waktu lama. 

Selama tujuh tahun terbaring, dia selalu mamakai alat bantu pernapasan. Sehingga tidak memungkinkan untuk dapat kembali menjalankan tugas-tugas sebagai pemimpin pemerintahan.

Media al-hayat di Ramallah melaporkan, Sharon dibawa kembali ke sebuah rumah sakit untuk restrukturisasi otak oleh komputer. Menurut informasi, perangkat komputer itu pengguna dapat mendeteksi dan memperluas kerja sel di otak.

“Deteksi sel otak berdampak pada sel-sel lain dalam tubuh, menyebabkan peningkatan kondisinya,” ujar sumber yang tidak disebut namanya.

Tim dokter berharap berhasil dalam upaya tersebut, setelah pengalaman menanagani empat pasien yang terkena koma. Menurut laporan medis, empat pasien yang menderita cerebral palsy, mampu kembali ke kehidupan normal. 

Biaya pengobatan Sharon mencapai 1,5 juta sekhel (sekitar 3,75 miliar rupiah) per tahun, telah disetujui Komite Keuangan Knesset Israel. Selama tujuh tahun koma, biaya pengobatan Sharon mencapai lebih dari 26 miliar rupiah.

Media setempat echorouk memberitakan, sejak Sharon koma, tim dokter dipaksa untuk melakukan operasi pemotongan bagian dari ususnya yang membusuk. Operasi pemotongan itu berlanjut pada organ tubuh lainnya satu per satu, yang mulai membusuk.

Tukang Jagal

Ariel Sharon, kelahiran 27 Februari 1928, menjabat sebagai Perdana Menteri Israel dari 7 Maret 2001 hingga 14 April 2006. Kekuasaannya sebagai perdana menteri kemudian digantikan oleh  Ehud Olmert karena ia terkena serangan stroke pada Januari 2006. Ia mengalami koma dalam waktu yang lama, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat kembali menjalankan tugas-tugas sebagai pemimpin pemerintahan.

Sharon tampil sebagai pemimpin politik serta militer berkebangsaan Israel. Sharon juga pernah menjadi pemimpin partai politik Likud, partai terbesar dalam koalisi pemerintah dalam parlemen Israel. Beberapa tokoh penting Likud yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Israel, di antaranya Menachem Begin, Yitzhak Shamir, Ariel Sharon, dan sekarang Benjamin Netanyahu.

Sharon dikenal karena keterlibatannya dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967 dan Perang Yom Kippur  tahun 1973.

Ariel Sharon bertanggung jawab pada tragedi pembantaian Qibya pada 13 Oktober 1953. Saat itu 96 orang Palestina tewas oleh Unit 101 yang dipimpinnya. Ia juga memimpin pembantaian Sabra dan Shatila di Libanon pada1982 yang mengakibatkan 3.000-3.500 jiwa terbunuh. Sehingga ia dijuluki sebagai pembantai 'Tukang Jagal dari Beirut'.

Mi’raj News Agency (MINA)

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube