Sabtu, 09 Februari 2013


Jakarta, 27 Rabiul Awal 1434/8 Februari 2013 (MINA) - Indonesia dan Iran akan segera membentuk Joint Business Council (JBC), dalam upaya mendorong peningkatan volume perdagangan bilateral kedua negara yang saat ini mengalami penurunan signifikan.

Kesepakatan membentuk JBC mengemuka dalam pertemuan antara delegasi pengusaha Indonesia yang dipimpin anggota Dewan Penasehat KADIN Indonesia Dr. Ir. Fadhel Muhammad dengan Wakil Presiden Iranian Chamber of Commerce, Industries and Mines Dubes Dr. Ir. Seyed Mehdi Miraboutalebi di Tehran, menurut siaran pers kementrian luar negeri yang diterima Mi’raj News Agency (MINA), Kamis (7/2).

“Kedua pihak pada intinya sepakat besarnya potensi kerjasama yang dapat dilakukan,” tutur KUAI KBRI Fauzi Bustami yang hadir dalam pertemuan tersebut.


Iran memiliki sumber kekayaan migas dan mineral serta produk petrokimia. Sementara Indonesia memiliki berbagai komoditas ekspor utama yang dibutuhkan oleh Iran.

Fauzi menambahkan pertemuan tersebut juga mengidentifikasi mekanisme pembayaran merupakan tantangan utama yang dihadapi dunia usaha keduanya. “Oleh karena itu, kedua pihak sepakat meningkatkan jalinan kerjasama perbankan yang telah ada agar  dapat mendorong peningkatan kerjasama perdagangan,” jelasnya.

Dubes Miraboutalebi menyampaikan perlunya dunia usaha Indonesia meningkatkan perhatian dalam membina hubungan perdagangan dengan Iran. Diingatkannya, dalam kurun waktu dua tahun terakhir Iran telah mengirimkan lebih dari tujuh delegasi yang terdiri lebih dari 350 pengusaha ke Indonesia. Namun tidak satupun delegasi pengusaha Indonesia yang berkunjung ke Iran.

Menanggapi pernyataan tersebut, Fadhel Muhammad menjanjikan pada April 2013, KADIN Indonesia akan mengorganisir kunjungan delegasi pengusaha Indonesia ke Iran untuk mencari terobosan dalam peningkatan hubungan perdagangan.

Tercatat volume perdagangan Indonesia-Iran pada periode Januari-Oktober 2012 mengalami penurunan signifikan dibanding periode yang sama tahun 2011, yaitu sebesar USD 1,199.880 miliar dari total USD 1,730.027 miliar. Dari data tersebut, tercatat baik ekspor maupun impor Indonesia mengalami penurunan masing-masing sebesar 39 persen dan 24,5 persen.

Berbagai pemberitaan internasional  mengenai Iran, tekanan sanksi unilateral yang semakin intensif dan sulitnya transaksi finansial langsung,  menjadi faktor yang menurunkan minat para pelaku usaha Indonesia untuk menjalin hubungan dagang dengan mitranya dari Iran. Hal-hal tersebut pada gilirannya menjadi faktor penting dalam penurunan nilai volume perdagangan tahun 2012.

Miraj News Agency (MINA)

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube