Sabtu, 09 Februari 2013


Paris, 28 Rabiul Awal 1434/9 Februari 2013 (MINA) - Sebulan setelah pemasangan operasi militer untuk membantu Mali, Perancis mengatakan akan segera memulai penarikan pasukannya pada bulan Maret, dan mendesak pasukan penjaga perdamaian internasional di Mali sejak April mendatang. Beberapa pengamat mengatakan intervensi Perancis di Mali melambangkan perubahan hubungan antara Perancis dengan Afrika - dan kepresidenan dari pemimpin Perancis Francois Hollande.
Setelah berjuang dengan polling yang sedikit di negaranya, Presiden Perancis Francois Hollande mendapat dorongan dan dukungan dari luar negeri pekan lalu selama kunjungan kemenangan ke Mali, menurut laporan dari VOA yang dikutip MINA.

Untuk operasi Mali, Perancis telah mendorong sisi multilateral termasuk meminta dukungan dari Eropa dan Amerika Serikat. Sementara itu, Presiden Hollande mengatakan pasukan Perancis akan tetap tinggal di Mali selama diperlukan. Paris mendorong kekuatan intervensi Afrika Barat untuk mengambil alih posisi pasukannya secepatnya. Sekarang, para pejabat tengah menguraikan tahap baru.

Menteri Luar Negeri Laurent Fabius mengatakan kepada wartawan di Paris, Rabu (6/2), bahwasannya Perancis akan mulai menarik sekitar 4.000 pasukannya di Mali mulai bulan depan.

Fabius menyatakan bahwa pasukan Afrika Barat bisa berubah menjadi salah satu penjaga perdamaian internasional di bawah payung PBB pada awal April. Untuk saat ini, Presiden Hollande tidak hanya dielu-elukan di Mali tetapi juga di negaranya. Jajak pendapat menunjukkan mayoritas Perancis dukung operasional Mali.

Salah satu yang mendukung adalah purnawirawan Yves Naviere yang tinggal di desa Brittany di Ereac. ”Perancis mengenal Afrika lebih dalam dibandingkan negara-negara lain. Sehingga hal yang masuk akal jika Perancis harus mengirim pasukan ke Mali.” Tegasnya.

Namun para ahli memperingatkan bahwa sentimen tersebut dapat berubah dengan cepat jika pasukan Perancis tetap tinggal terlalu lama dan para pengungsi telah kembali. Frederic Lejeal mengatakan bahwa hal di atas salah satu alasan mengapa Hollande mendorong pihak Afrika untuk operasi. Dia juga menegaskan bahwa Presiden Perancis percaya Afrika harus mengelola masalah sendiri.

Pemerintah memperkirakan biaya untuk intervensi Mali sejauh ini telah mencapai lebih dari $ 90 juta - dan mungkin ada biaya lainnya yang belum ter-rekap. Perancis sendiri sebenarnya memiliki masalah keamanan di negaranya, karena takut akan pembalasan.

Awal pekan ini, polisi menangkap empat orang di luar Paris yang diduga memiliki hubungan dengan militan di wilayah Sahel Afrika barat dan tengah. Lebih dari 50 sandera Perancis ditawan di Sahel - dan nasib mereka bergantung pada langkah Perancis berikutnya di wilayah tersebut.

Mi'raj News Agency (MINA)

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube