Jerusalem, 17 Rabiul Awal 1434/ 29 Januari 2013. (MINA). Tim
dokter Israel dikabarkan mencoba menghidupkan kembali mantan Perdana Menteri
Israel Ariel Sharon, setelah tujuh tahun dinyatakan koma, akibat lumpuh otak (cerebral
palsy).
Menurut tim ahli saraf Rumah Sakit Soroka, Bersyeba, melalui
sistem resonansi magnetic ditemukan suatu rangsangan aktivitas di otak Sharon.
Profesor dokter neurologi Israel dan Amerika masih terus melakukan pengujian lanjutan
terhadap otak Sharon.
Tim dokter menggunakan peralatan dan metode modern, untuk
mengaktifkan kembali Ariel Sharon yang mengalami koma sejak 2006 karena lumpuh
otak (cerebral palsy).
Cerebral palsy adalah suatu penyakit yang
merusak jaringan otak secara permanen, disertai kelainan neurologist (saraf)
berupa kelumpuhan dan kelainan mental. Penyakit ini disebabkan kerusakan
sel-sel otak yang mengontrol gerakan otot. Ketika sel-sel otak mati, maka
sinyal tidak dapat dikirim ke sel otot. Sehingga lumpuh keseluruhan anggota
tubuh.
Sejumlah faktor dapat menyebabkan kerusakan sel otak, seperti
kekurangan oksigen, infeksi, trauma, pola makan yang buruk, obat-obatan kimia,
atau pecah pembuluh darah.
Sharon menjabat Perdana Menteri Israel dari 7 Maret 2001 hingga 14
April 2006. Ia diganti oleh Ehud Olmert karena terkena serangan stroke pada
Januari 2006. Pria berusia 84 tahun itu divonis mengalami koma karena stroke
dalam waktu lama.
Selama tujuh tahun terbaring, dia selalu mamakai alat bantu
pernapasan. Sehingga tidak memungkinkan untuk dapat kembali menjalankan
tugas-tugas sebagai pemimpin pemerintahan.
Media al-hayat di Ramallah melaporkan, Sharon dibawa kembali ke
sebuah rumah sakit untuk restrukturisasi otak oleh komputer. Menurut informasi,
perangkat komputer itu pengguna dapat mendeteksi dan memperluas kerja sel di
otak.
“Deteksi sel otak berdampak pada sel-sel lain dalam tubuh,
menyebabkan peningkatan kondisinya,” ujar sumber yang tidak disebut namanya.
Tim dokter berharap berhasil dalam upaya tersebut, setelah
pengalaman menanagani empat pasien yang terkena koma. Menurut laporan medis,
empat pasien yang menderita cerebral palsy, mampu kembali ke kehidupan
normal.
Biaya pengobatan Sharon mencapai 1,5 juta sekhel (sekitar 3,75
miliar rupiah) per tahun, telah disetujui Komite Keuangan Knesset Israel.
Selama tujuh tahun koma, biaya pengobatan Sharon mencapai lebih dari 26 miliar
rupiah.
Media setempat echorouk memberitakan, sejak Sharon
koma, tim dokter dipaksa untuk melakukan operasi pemotongan bagian dari ususnya
yang membusuk. Operasi pemotongan itu berlanjut pada organ tubuh lainnya satu
per satu, yang mulai membusuk.
Tukang
Jagal
Ariel Sharon, kelahiran 27 Februari 1928, menjabat sebagai Perdana
Menteri Israel dari 7 Maret 2001 hingga 14 April 2006. Kekuasaannya sebagai
perdana menteri kemudian digantikan oleh Ehud Olmert karena ia terkena
serangan stroke pada Januari 2006. Ia mengalami koma dalam waktu yang lama,
sehingga tidak memungkinkan untuk dapat kembali menjalankan tugas-tugas sebagai
pemimpin pemerintahan.
Sharon
tampil sebagai pemimpin politik serta militer berkebangsaan Israel. Sharon juga
pernah menjadi pemimpin partai politik Likud, partai terbesar dalam koalisi
pemerintah dalam parlemen Israel. Beberapa tokoh penting Likud yang pernah
menjabat sebagai Perdana Menteri Israel, di antaranya Menachem Begin, Yitzhak
Shamir, Ariel Sharon, dan sekarang Benjamin Netanyahu.
Sharon dikenal karena keterlibatannya dalam Perang Enam Hari pada
tahun 1967 dan Perang Yom Kippur tahun 1973.
Ariel
Sharon bertanggung jawab pada tragedi pembantaian Qibya pada 13 Oktober 1953.
Saat itu 96 orang Palestina tewas oleh Unit 101 yang dipimpinnya. Ia juga
memimpin pembantaian Sabra dan Shatila di Libanon pada1982 yang mengakibatkan
3.000-3.500 jiwa terbunuh. Sehingga ia dijuluki sebagai pembantai 'Tukang
Jagal dari Beirut'.
Mi’raj
News Agency (MINA)
0 komentar:
Posting Komentar