Kairo, 28 Rabiul
Awal 1434/9 Februari 2013 (MINA)
- KTT Organisasi Kerja Sama Islam/OKI (Organization of Islamic Cooperation/OIC)
yang diselenggarakan di Kairo Mesir pada 6-7 Februari 2013 menghasilkan
beberapa kesepakatan seputar konflik yang melanda negara-negara Timur Tengah,
salah satunya konflik tertua yang masih berlangsung sampai saat ini, di
mana kepala-kepala negara OKI yang hadir menegaskan kembali status Palestina
sebagai pusat bagi umat Islam.
Dalam pengumuman resmi hasil KTT ke 12 yang dipimpin Presiden Mesir Muhammad Mursi itu menegaskan kembali arti kesentralan Palestina dan Al Quds sebagai pusat bagi seluruh umat Islam, dan menegaskan kembali keharusan menjaga situs-situs suci tersebut.
Kutipan pengumuman resmi tersebut diantaranya, “Kami menegaskan kembali
sentralitas penyebab Palestina dan Al-Quds Sharif bagi Muslim secara
keseluruhan dan keharusan untuk yang terakhir kalinya menggunakan semua
kekuatan dan cara-cara yang sah serta mempertahankan keutuhan
tempat-tempat suci Islam dan Kristen tersebut.”Dalam pengumuman resmi hasil KTT ke 12 yang dipimpin Presiden Mesir Muhammad Mursi itu menegaskan kembali arti kesentralan Palestina dan Al Quds sebagai pusat bagi seluruh umat Islam, dan menegaskan kembali keharusan menjaga situs-situs suci tersebut.
KTT ini diawali dengan pertemuan pejabat senior negara anggota OKI pada 2-3 Februari untuk meninjau persiapan pertemuan para menteri luar negeri organisasi yang akan diselenggarakan pada tanggal 4-5 Februari 2013. Selanjutnya para kepala negara anggota organisasi hadir pada 6-7 Februari 2013.
Selama KTT, Kepala Negara dan Pemerintahan OKI membahas sejumlah isu-isu politik yang penting bagi dunia Islam utamanya adalah Palestina, permukiman Israel, isu-isu politik yang mempengaruhi negara anggota OKI dan memerangi pencemaran nama baik agama serta Islamophobia.
Di samping itu, KTT ke 12 ini juga merumuskan kesepakatan bersama seputar konflik Suriah, Rohingya, Mali, Somalia, dan berbagai konflik lainnya yang tengah hangat dipemberitaan media.
Menyangkut Revolusi Arab, KTT menyoroti konflik Suriah yang sedang membara dan mendesak rezim Presiden Bashar Al Assad untuk mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung dua tahun dan menewaskan puluhan ribu jiwa serta jutaan orang lagi mengungsi.
Bertalian dengan masalah Rohingya, Ketua Delegasi Indonesia dalam KTM yang diwakiliki Direktur Jenderal Urusan Multilateral, Kementerian Luar Negeri, Hasan Kleib, kepada ANTARA Kairo di sela KTM tersebut menjelaskan, Indonesia sedang melakukan upaya penyelesaian krisis itu.
Draf akhir Komunike (pengumuman resmi) KTT yang diprakarsai Presiden Mesir Mohamed Mursi dan dihadiri pula Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad serta sejumlah kepala negara/kepala pemerintahan itu, di antaranya mengutuk keras agresi militer Israel ke Jalur Gaza, Palestina pada akhir tahun lalu.
OKI adalah organisasi Islam internasional dengan beranggotakan 57 negara. Organisasi yang didirikan pada 1969 ini terbentuk sebagai respon umat Islam atas pembakaran sebagian masjid Al Aqsa pada tahun yang sama. Sampai saat ini, OKI berada di bawah naungan PBB.
Miraj News Agency (MINA)
0 komentar:
Posting Komentar