Tunis, 28 Rabiul Awwal
1434/9 Februari 2013. (MINA) - Pembunuhan tokoh oposisi di Tunisia, Shokri
Belaid, memicu reaksi ribuan demonstrasi turun ke jalan-jalan mengecam aksi
pembunuhan.
Shokri Belaid, pemimpin
gerakan oposisi Partai Demokrat Patriot ditembak mati sewaktu ia meninggalkan
rumahnya di ibu kota Tunis, Rabu (6/2). Laporan menyebutkan, Belaid ditembak
oleh sejumlah orang yang mengendarai sepeda motor saat ia sedang menuju tempat
kerjanya.
Kantor berita Tunis Afrique
Presse (TAP) melaporkan, demonstrasi besar-besaran terjadi pada saat pemakaman
Belaid Jumat (8/2) di sekitar pusat kota Tunis dan El-Jellaz.
Beberapa demonstran yang
diduga melakukan aksi penjarahan dan pengrusakan fasilitas umum ditangkap pihak
keamanan. Mereka ditangkap setelah terekam melalui kamera video
kepolisian.
Arabnews memberitakan,
kerusuhan terjadi di sekitar tempat pemakaman ketika polisi menembakkan gas air
mata kea rah demonstran yang melemparkan batu dan membakar mobil. Polisi juga
menyemprotkan gas air mata terhadap para demonstran di dekat gedung Kementerian
Dalam Negeri, di ibukota Tunisia.
Pembunuhan Belaid
mengejutkan banyak pihak, di tengah masa transisi politik yang relatif damai,
pasca pemilu 2011.
"Masyarakat
menginginkan revolusi baru, pemerintah yang ada mundur," teriak pelayat di
Tunis, sambil menyanyikan lagu kebangsaan.
Perdana Menteri Tunisia
Hamadi Jebali menyebut pembunuhan itu sebagai tindak kejahatan dan menjadi
pukulan bagi revolusi yang sedang berlangsung demokratis.
Rabu malam (6/2) itu juga,
PM Jebali mengumumkan rencananya membubarkan kabinetnya dan membentuk kabinet
baru yang terdiri dari para ahli yang berkompeten dan tidak mempunyai afiliasi
politik tertentu.
Sementara Presiden Moncef
Marzouki memperpendek lawatannya ke Perancis dan membatalkan kunjungannya ke
Mesir dalam agenda KTT OKI Ke-12, dan segera kembali ke negaranya.
Marzouki menyebut
penembakan Belaid sebagai pembunuhan keji dan pemerintahnya akan memerangi
pihak-pihak yang akan mengganggu jalannya revolusi.
Kelompok Islamis Tunisia
menolak rencana PM Jebali yang juga ketua partai pemenang pemilu 2011 Ennahda,
mengubah kabinet di negara itu.
“Perdana menter belum
meminta persetujuan dari partainya atas rencana itu, kita mesti diskusikan
dulu,” kata Abdelhamid Jelassi, Wakil Presiden Ennahda.
Hingga kini belum ada pihak
yang mengaku bertanggung jawab atas perbuatan itu. Namun demikian, beberapa kantor
Partai Ennahda dibakar massa di sejumlah tempat di Tunisia. Massa menuduh
Partai Ennahda bertanggung jawab atas kejadian itu.
Ennahda, partai berkuasa di
Tunisia menyebutkan, tidak mempunyai keterkaitan dan tidak terlibat apa
pun apa pun dengan kematian Belaid.
Mi’raj News Agency (MINA)
0 komentar:
Posting Komentar